Kamis, 10 Januari 2013


SETENGAH LAGI MASIH MENYATU DI JIWAKU

Sentuh hangat pagi menepuk.
Lukis garis ilalang membayang.
Titik pertemuan antara gelap dan terang tertekuk.
Melipat gelap meski pagi masih membungkuk.

Terdengar nyanyi penyair suara.
Seperti lantun rindu selepas mimpi.
Dari lelap mata hingga sadar membuka.
Tak lagi terhauskan peluk sang sepi.

Dari tempatku terduduk aku rindu.
Usap ketika jari memeluk rambutku.
Dari jarakku menatap aku membeku.
Terkaku dalam bujur arah rinduku.

Aku pernah bertanya tentangmu.
Pada ranting yang terkubur daun kering.
Dengan tiap warna langit yang membiru.
Bahkan bertanya senja ketika dengan petang dia bergunjing.
Ini tanyaku,
" wahai ranting,warna langit dan senja bergunjing,
jika aku adalah sang perindu yang beku dan
tiap syairku hanya ku lemparkan pada kalian.
Apakah kalian masih mampu menjadi basah dari sang kering,
tetap biru meski gelap mengadu ataukah tetap ada ketika malam merebut masa?"

Dari selipan sang fajar terjawab.
"Itulah rindu...!!"
terikat namun mampu menghempas.
Kuat tapi melemahkan nafas.
Dan jika ada yang bilang rinduku setengah mati.
Maka aku yang akan bilang rinduku setengah pergi.
Separuh ada pada nafasmu.
Setengah lagi masih menyatu di jiwaku.

Rabu, 09 Januari 2013



Doa untuk Putriku

Tuhanku…
Bentuklah puteraku menjadi manusia yang cukup kuat untuk mengetahui kelemahannya.
Dan, berani menghadapi dirinya sendiri saat dalam ketakutan.
Manusia yang bangga dan tabah dalam kekalahan.
Tetap Jujur dan rendah hati dalam kemenangan.
Bentuklah puteraku menjadi manusia yang berhasrat mewujudkan cita-citanya dan tidak hanya tenggelam dalam angan-angannya saja.
Seorang Putera yang sadar bahwa mengenal Engkau dan dirinya sendiri adalah landasan segala ilmu pengetahuan.

Tuhanku…
Aku mohon, janganlah pimpin puteraku di jalan yang mudah dan lunak.
Namun, tuntunlah dia di jalan yang penuh hambatan dan godaan, kesulitan dan tantangan.
Biarkan puteraku belajar untuk tetap berdiri di tengah badai dan senantiasa belajar untuk mengasihi mereka yang tidak berdaya.
Ajarilah dia berhati tulus dan bercita-cita tinggi, sanggup memimpin dirinya sendiri, sebelum mempunyai kesempatan untuk memimpin orang lain.
Berikanlah hamba seorang putra yang mengerti makna tawa ceria tanpa melupakan makna tangis duka.
Putera yang berhasrat untuk menggapai masa depan yang cerah
Namun tak pernah melupakan masa lampau.
Dan, setelah semua menjadi miliknya…
Berikan dia cukup rasa humor sehingga ia dapat bersikap sungguh-sungguh
Namun tetap mampu menikmati hidupnya.

Tuhanku…
Berilah ia kerendahan hati…
Agar ia ingat akan kesederhanaan dan keagungan yang hakiki…
Pada sumber kearifan, kelemahlembutan, dan kekuatan yang sempurna…
Dan, pada akhirnya bila semua itu terwujud, hamba, ayahnya, dengan berani berkata “hidupku tidaklah sia-sia”
‘Telah kutaruh bening embun dihatimu, agar nyaman sesiapa bersanding denganmu.
Telah kusemburatkan terik mentari di lisanmu,
agar lugas dan tegas ucap kebenaran dari lidahmu.
Telah kubangun karang pada dinding jiwamu,
agar kokoh dan teguh menghadapi hempasan badai dunia.
Telah kutabur mewangi kesturi pada tubuhmu,
agar setiap gerak lakumu berlimpah kasih.
Telah kutebar laut di bola matamu, agar luas cara pandangmu.
Berlayarlah di samudera keabadian kasihNya,
jangan pernah selingkuhi sembah padaNya,
bentangkan layar dadamu,
tambatkan sauh di dermaga kerajaan ridho-Nya

FAIZAH LAYYINATUZ ZAHRA

Buktikan Kalau Hatimu Hanya Terisi Namaku
Dahulu...
Kau datang di saat ku tak berdaya
Kau bangkitkan diri ini di atas senja
Kau pahat segalanya dengan gairah cinta
Kini kau ukir semuanya dengan tangisan semuku
Dengan senyummu nan tragis itu
Kau buang aku sesuka hatimu
Oh sungguh kejamnya dirimu kepadaku
Di belaianku…
Kau terasa sempurna
Di belakangku…
Kau nampak tak berdaya
Kau hanya mampu berkata
Namun tak sanggup buktikannya
Kau hanya mampu bersuara
Namun tak kunjung terlaksana
Tolong..
Buktikan jikalau kau tak pengecut
Dan kau pilih diriku
Untuk temani setiap nafasmu


aa_darusku@ymail.com